Rabu, 09 Januari 2008

PAC PKB Babelan Terbentuk

Musyawarah Anak Cabang Dewan Pengurus Anak Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (Musancab PAC PKB) Babelan, Bekasi, Jawa Barat, baru saja usai. Ketua Tanfizd PAC PKB Babelan Lukmanul Hakim SAg dan Ketua Dewan Syuronya Nurdin SE yang baru saja terpilih bertekad akan menggunakan partai itu untuk kemaslahatan warga Babelan.


Partai menurut Lukmanul Hakim hanya diumpamakan sebagai alat saja yang dapat menghubungkan ke tempat tujuan. Tujuan di sini adalah kemajuan dan kesejateraan warga Babelan yang masih tertinggal. Meski tergolong memiliki banyak potensi alam berupa minyak dan gas namun tertinggal dalam segala bidang. Untuk itu, PKB baginya dapat dijadikan kendaraan startegis dalam tujuan semua itu.
PKB Babelan berencana menjadikan partainya sebagai partai yang solid dalam massa dan politik. “Mobilisasi massa tetap penting sebab dia bakalan digunakan untuk tujuan baik dan kepentingan politik,” kata Lukman usai acara yang digelar di aula Madarasah alquraniyah Kedaung, Babelan.
Selain taat atas semua putusan hirarki partai, DPC, DPW dan DPP, pengurus partai tetap mengikuti pesan dan agenda Nahdlatul Ulama sebagai bagian yang tak terpisahkan. PKB yang dilahirkan oleh Nahdlatul Ulama tentu mampu menyuarakan agenda besar NU. Seperti agenda dakwah, pendidikan, modernisasi, kejujuran dan ketaqwaan yang berlandaskan nilai-nilai ahlussunnah waljamaah. Karenanya, PKB Babelan setia melestarikan dan menjadi garda depan dalam pengembangan pesan besar NU di masyarakat tanpa membedakan suku, agama, dan golongan sosial.
Musancab pada Sabtu 5 Januari 2008 kemarin di hadiri Ketua Dewan syuro DPC PKB Bekasi KH Drs Ubaidillah Md MPd dan sekretarisnya, Sekretaris Umum DPC PKB Bekasi Iik Abdul Kholiq SE dan Bendaharanya. Sementara pengurus ranting yang hadir berjumlah tujuh ranting dari sembilan Ranting. Idham Cholid (ketua) dan Abdul Ilah dari Ranting Desa Bahagia, Mas’ud (ketua) dan Bayu dari Ranting Desa Kebalen, Lukmanul Hakim (ketua), Muhaimin dan Abdul Hakim Ranting Desa Kedung Jaya, Dadang (ketua) dan Usman Ranting Desa Kedung Pengawas, Nawin (ketua) Ranting Desa Pantai Hurif, Yunus (ketua) ranting desa Hurif Jaya. Sedangkan Zakariya Ahmad (ketua) Ranting Desa Babelan Kota berhalangan hadir karena ada di luar kota namun setuju dengan hasil keputusan forum. Dua ranting lagi, Desa Buni Bakti dan Desa Muara Bakti belum terbentuk.

Read More..

Renungan Pilkada Kota Bekasi 2008

Pilkada Kota Bekasi yang bakal digelar 27 Januari besok bakal menentukan masa depan warga Bekasi. Meski warga Kota Bekasi saat ini banyak dihuni dari banyak suku dan etnis namun tak dapat dibantah bila penduduk asli kota bekasi adalah warga Betawi (betawi ora). Pilkada ini merupakan babak baru dan menuntukan masa depan warga betawi di tanah kelahirannya untuk masa depan.


Tiga pasang calon walikota dan wakil walikota yang bertarung saat ini adalah – sesuai nomor urut- Awing-Rony, Mukhtar Muhammad-Rahmat Effendi dan M Syaikhu-Kamaluddin. Tiga pasang calon tersebut, bila dilihat dari sudut kebekasian, suka atau tak suka, hanya Awing dan Kamaluddin serta Rahmat yang terbilang kelahiran Bekasi “asli.” Sisanya warga bekasi yang memiliki kelahiran luar bekasi. Ini bukan kampanye fitnah tapi fakta.
Soal peluang mereka dalam Pilkada ini tentu memiliki kans yang sama alias memiliki basis masing-masing yang dikaitkan dengan partai yang mengusung mereka. Misalnya, Awing-Ronny mengandalkan massa Partai Demokrat, Mukhtar-Rahmat mengandalkan massa Partai Golkar, PDIP, PAN, PPP, PBB dan lainnya, sedangkan Syaikhu-Kamaluddin mengandalkan massa Partai Keadilan Sejahtera. Selebihnya mereka menggaet massa dari Ormas atau warga Bekasi itu sendiri.
Di lihat dari budaya politik dan keagamaan warga bekasi terdapat polarisasi yang tajam. Satu sisi diisi oleh warga pendatang yang umumnya berasal dari aneka ragam suku dan jumlah mereka lebih besar dari warga asli kota bekasi. Perbandingannya, kira-kira, satu perempat antara warga asli Betawi dengan pendatang. Perbedaan yang amat jauh itu ditandai dengan padatnya lokasi perumahan modern yang menjamur di seantero Kota Bekasi yang dihuni eks warga Jakarta atau sekitarnya yang terlalu padat dan memilih tinggal di Kota Bekasi. Sedangkan warga Betawi tinggal di kawasan kampung yang tak tersentuh oleh perumahan atau yang biasa disebut “kampung udik.”
Sisi budaya keagamaan warga Betawi adalah Islam, Islam yang sedikit fanatik dan sedikit keras dalam beragama. Sementara praktek ibadah keseharian mirip dengan tradisi amaliyah Nahdlatul Ulama. Tradaisi tahlil dan kunut serta wirid usai solat. Ini fakta yang dianut umumnya orang Betawi di Kota Bekasi.
Soal amaliyah ibadah bagi orang betawi sudah final, malah masih banyak para orang tua yang tak setuju bila kebiasaan mereka ditinggalkan oleh anak cucu mereka. Karena saking kuatnya hal itu, mereka lebih memilih tak mengaku saudara atau anak bila mereka mati tak ditahlilin atau tak diajiin di depan makamnya oleh anak cucuk mereka bila mati kelak.
Kembali ke Pilkada Kota Bekasi 2008 ini, tentu semua orang ingin perbaikan di lini pemerintahan dan nasib hajat hidup setiap orang terutama warga asli betawi yang begini-begini aja. Pilihan atas calon yang jujur, bersih, profesional, paham akan budaya setempat dan cakap dalam memimpin itu pasti urusan nomor pertama. Tapi, perlu diingat mereka juga ingin tradisi budaya mereka tetap langgeng sampai kiamat. Sebab kecintaan pada seni dan budaya sendiri itu kodrat yang ada dalam setiap diri setiap manusia. Tegasnya lagi, mampukah semangat Betawi yang baik dapat menginspirasi kebijakan pembangunan Kota Bekasi ke depan.
Ini semua malah bersama yang perlu disikapi dengan arif oleh para calon. Suara warga asli ini perlu diarifi sebaik mungkin. Pada satu sisi mereka ingin kemajuan dan perubahan namun sisi lain tradisi sosial budaya dan budaya keagamaan mereka tetap bertahan di tengah perubahan yang makin gencar mengancam warga asli. Ini tak mudah saudara?

Read More..

Selasa, 08 Januari 2008

Dede Yusuf Direstui Gus Dur Maju Cagub

Jakarta (GP-Ansor): Aktor laga yang juga anggota DPR Yusuf Macan Effendi (Dede Yusuf) dipastikan maju dalam Pilkada Jawa Barat. Dede Yusuf diplot Ketua Umum Dewan Syura PKB KH Abdurrahman Wahid sebagai calon gubernur.
Restu dan dukungan Gus Dur dibuktikan dalam surat tertanggal 13 Desember 2007. Dalam surat tersebut, Dede Yusuf dipasangkan dengan Ketua DPW PKB Jabar Avi Taufik Hidayat sebagai calon wakil gubernur. Avi adalah anak mantan menteri pariwisata zaman pemerintahan Gus Dur, Djaelani Hidayat.


“Berkali-kali saya tanya ke Gus Dur untuk memastikan apakah ada calon lain. Gus Dur menyebut pasangan yang diusung PAN-PKB adalah Dede Yusuf berpasangan dengan Avi,” ujar Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir di Jakarta kemarin (2/1).
Menurut Soetrisno, Dede Yusuf sudah beberapa kali bertemu langsung dengan Gus Dur. Dede Yusuf juga sudah bertemu dan minta restu Muhaimin Iskandar (ketua umum Tanfidziah DPP PKB) dan Yeni Wahid (Sekjen DPP PKB). Secara prosedural, Dede juga mengikuti proses musyawarah kebangkitan (Muskit) DPW PKB Jabar.
“Saya juga sudah dua kali bertemu Avi. Jadi, tinggal diresmikan dalam bentuk deklarasi,” katanya. Kerja sama PAN-PKB yang sama-sama memiliki tujuh kursi di DPRD Jabar sudah diikat dalam naskah koalisi. Tinggal satu langkah lagi dikuatkan dalam surat keputusan (SK) DPP kedua partai itu yang menetapkan pasangan Dede Yusuf-Avi.
Dede Yusuf membenarkan sudah memegang surat persetujuan Gus Dur. “Gus Dur dan Cak Imin (Muhaimin) minta saya segera sosialisasi. Saya juga sudah minta restu Mbak Yeni untuk maju berpasangan dengan kader PKB,” katanya.
Untuk maju dalam Pilkada Jabar, koalisi PAN-PKB memerlukan tambahan satu kursi lagi. Yang sudah didekati adalah PKPB pimpinan Jenderal (pur) R Hartono. “Komunikasi dengan PKPB Jabar sudah dilakukan. Sekarang tinggal persetujuan Pak Hartono,” ucap Dede.
Masa pendaftaran calon gubernur/wakil gubernur Jabar ditetapkan 14-20 Januari 2008. Partai Golkar dan Demokrat akan mengusung incumbent Gubernur Jabar Danny Setiawan berpasangan dengan Mayjen TNI Iwan Sulanjana. Sementara PDIP mengusung Jenderal (pur) Agum Gumelar berpasangan dengan Ketua PDIP Jabar Rudi Harsa Tanaya.
Sedangkan Wagub Jabar Nu’man Abdul Hakim diusung PPP untuk berpasangan dengan Ahmad Heryawan (PKS). “Gus Dur dan saya sepakat mendukung Dede-Avi karena keduanya tokoh baru, masih muda, dan pekerja keras,” jelas Soetrisno. (jp/aji)

Read More..

Gus Dur Sarankan yang Berpengalaman sebagai Eksekutif PKB Seleksi Sembilan Nama

Bandung, Kompas - Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa atau DPW PKB Provinsi Jawa Barat menghimpun sembilan nama bakal calon gubernur/wakil gubernur Jabar, yang selanjutnya akan diseleksi menjadi tiga pasang, sebelum diserahkan kepada DPP PKB.


Tiga nama bakal calon gubernur dan tiga nama bakal calon wakil gubernur akan ditetapkan dalam Musyawarah Kebangkitan yang akan berlangsung tanggal 28 Oktober.

Sembilan bakal calon diperkenalkan dalam acara halalbihalal di Pondok Pesantren Al Falah II, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung. Hadir dalam acara itu Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB Abdurrahman Wahid.

Kesembilan nama itu adalah Komisaris Jenderal (Purn) Dadang Garnida, Mayor Jenderal (Purn) Tayo Tarmadi, Endang Ilyas Susanto, Abdul Fatah, PRA Arief Natadiningrat, Hana Herlambang Moedjenan, Yusuf Macan Effendi atau dikenal dengan Dede Yusuf, Uce Karna Suganda, dan Avi Taufik Hidayat.

Dua bakal calon, yaitu Dede dan Arief, tidak hadir dalam acara itu. "Mereka tidak hadir dikarenakan berhalangan dengan tugas mereka. Dede di Gorontalo, sedangkan Arief mengikuti kunjungan kerja di Bogor," ujar Ketua Dewan Tanfidz DPW PKB Jabar Avi Taufik Hidayat, Kamis (25/10).

Ia menjelaskan, keputusan akhir terhadap calon yang akan diusung PKB dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Jabar akan ditetapkan DPP PKB.

DPP PKB mempunyai waktu 14 hari untuk memutuskannya. Diperkirakan, tanggal 15 November DPP PKB dapat memutuskan pasangan calon yang bakal diusung PKB. Adapun pendaftaran calon ke Komisi Pemilihan Umum Jabar dibuka sampai 1 Desember, dan pemungutan suara dilaksanakan 13 Juni 2008.

Penetapan calon melalui seleksi terbuka akan diterapkan juga dalam pilkada di Tasikmalaya, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bekasi.

"Dalam pemilu gubernur dan wakil gubernur Jabar, ada tiga partai politik yang membuka pendaftaran untuk calon mereka, yaitu Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Kebangkitan Bangsa," ujar Avi. Kriteria

Menurut Abdurrahman Wahid, atau yang akrab dipanggil Gus Dur, kriteria pemimpin yang dibutuhkan masyarakat Jabar tidak muluk-muluk, yaitu harus bersih.

"Namun, sebaiknya diprioritaskan orang yang pernah berpengalaman sebagai eksekutif. Kalau yang belum berpengalaman sebaiknya diusulkan sebagai wakil gubernur," kata Gus Dur.

Berdasarkan kriteria yang disampaikan Gus Dur, ada beberapa nama yang masuk dalam kriteria itu, yaitu Dadang Garnida yang pernah menjadi Kepala Kepolisian Daerah Jabar dan Tayo Tarmadi yang pernah menjadi Panglima Daerah Militer III/Siliwangi. Selain itu adalah Uce Karna Suganda, yang pernah menjadi Direktur Operasional Bank Jabar.

Avi mengungkapkan, kemungkinan besar PKB akan berkoalisi dengan partai lain dalam pemilu gubernur dan wakil gubernur Jabar. Sebab, perolehan kursi PKB di Jabar dalam Pemilu 2004 hanya tujuh kursi.

Namun, keputusan tentang koalisi baru dilaksanakan setelah DPP PKB menetapkan nama yang sudah direkomendasikan oleh Musyawarah Kebangkitan. (eld)



Read More..

Gubernur Harus Prorakyat

BANDUNG, (PR).-
Ketua Umum Dewan Syuro Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berharap calon gubernur (cagub) Jabar nanti adalah pemimpin yang jujur, adil, dan berorientasi pada kemakmuran rakyat.



SEJUMLAH pengurus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyalami Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB Abdurrahman Wahid saat berkunjung ke Pontren Al Falah II Jalan Raya Nagreg KM 38 Kec. Nagreg Kab. Bandung, Kamis (25/10).*DENI YUDIAWAN/"PR"
Gus Dur juga meminta cagub Jabar nanti adalah orang yang telah berpengalaman duduk di eksekutif atau memegang kekuasaan di suatu daerah.

”Calon pemimpin nanti harus jujur, menjunjung keadilan, dan lebih mementingkan kemakmuran rakyat. Saya tekankan yang akan menjadi bakal calon (balon) juga adalah orang yang telah menjadi eksekutif,” kata Gus Dur saat menghadiri silaturahmi dan halalbihalal DPW PKB Jabar di Pontren Al Falah II KM 38 Kec. Nagreg, Kab. Bandung, Kamis (25/10). Gus Dur tak menjelaskan secara terperinci tentang hal itu, namun bagi balon yang belum pernah duduk di eksekutif, dia mengajak balon itu untuk ”bertarung” dalam musyawarah kebangkitan (muskit) nanti.

”Tak hanya eksekutif, dengan masuknya mantan kapolda, pangdam, dan Direktur Bank Jabar menjadi balon dari PKB, saya percaya mereka mampu menjadi pemimpin,” kata mantan Presiden RI itu.

Hal utama yang perlu dicamkan oleh semua calon pemimpin di Jabar itu, menurut Gus Dur, mereka harus mewujudkan keberpihakan terhadap masyarakat kecil, bukan kepentingan sejumlah golongan semata.

Secara pribadi, Gus Dur mengaku belum mendapat nama lengkap seluruh balon gubernur/wakil gubernur Jabar dari DPW PKB. Namun demikian, kata dia, DPP akan menyerahkan kewenangan sepenuhnya kepada DPW PKB Jabar dalam hal penjaringan cagub Jabar. Untuk memudahkan DPP menentukan cagub, Gus Dur berharap, DPW menyerahkan masing-masing minimal dua nama untuk cagub dan cawagub Jabar.

Tak hadir

Sebanyak tujuh dari sembilan bakal calon gubernur yang diusung PKB hadir dalam silaturahmi yang dihadiri perwakilan seluruh daerah di Jabar itu. Ketujuh orang tersebut adalah Komjen Pol. (Purn.) Dadang Garnida, Mayjen TNI (Purn.) Tayo Tarmadi, Endang Ilyas Susanto, Abdul Fatah, Hana Herlambang Moedjenan, Dr. Uce Karna Suganda, dan Avi Taufik Hidayat. Dua balon lainnya, P.R.A. Arief Natadiningrat dan Dede Macan Effendi (Dede Yusuf) tak hadir dalam silaturahmi tersebut.

”Dede Yusuf sedang ada tugas ke Gorontalo, sementara Pangeran Arief juga berhalangan hadir karena kesibukannya,” kata Avi Taufik Hidayat, Ketua Dewan Tanfidz DPW Jabar yang juga salah seorang balon. Avi menegaskan, meskipun tak hadir, mereka tetap masuk dalam balon gubernur yang akan diusung PKB.

Khusus untuk Pangeran Arief, kata Avi, DPW Jabar telah berkomunikasi dengan dia terkait dengan pernyataannya yang akan mengundurkan diri dari pencalonan di PKB. Menurut dia, Pangeran Arief tetap menjadi balon gubernur dari PKB.

”Semula saya kaget dengan pernyataan Pangeran Arief. Akan tetapi, saat bertemu dia terlihat santai-santai saja. Namanya juga politisi, itu hanya trik untuk promosi cagub,” kata Avi sembari tersenyum.

Pada akhir acara silaturahmi kemarin, ketujuh balon gubernur itu mendapat pengarahan dari panitia muskit yang menjelaskan mekanisme pelaksanaan muskit mendatang.

Berbeda dengan parpol lainnya, balon yang diusung oleh PKB belum mengerucut pada beberapa nama yang diunggulkan. Mekanisme musyawarah kebangkitan (muskit) yang akan digelar Minggu (28/10) di Hotel Horison Bandung nanti, akan menerapkan sistem scoring (penilaian dalam bentuk skor-red.). Skor akan diberikan para panelis yang terdiri atas akademisi dari berbagai perguruan tinggi, DPP PKB, dan PW NU Jabar.

”Tiga peringkat teratas akan kita serahkan kepada DPP. Pertengahan November nanti kita baru mendapatkan keputusan dari DPP. Setelah calon ditentukan, kita akan melakukan koalisi dengan parpol lain,” kata Avi. Upaya koalisi ini, tutur dia, pasti dilakukan PKB untuk mendapatkan dukungan yang lebih besar dari masyarakat.

PNS netral

Sementara itu, salah seorang calon yang mendaftar ke PKB Jabar, Dede Macan Yusuf, yang telah lolos dalam verifikasi faktual, menyatakan kesiapannya menghadapi musyawarah kebangkitan (Muskit) PKB Jabar yang akan digelar Minggu (28/10).

"Memang beberapa nama telah masuk dalam penjaringan. Yang pasti, kita akan mengikuti seluruh mekanisme. Nantinya juga akan dapat diketahui ’kendaraan’ mana yang akan dipakai. Nanti akhir Oktober akan jelas," tutur Dede, anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga dikenal sebagai artis, saat ditemui kemarin di Ciamis.

Kehadiran Dede di Ciamis untuk menghadiri silaturahmi Dinas Pendidikan Ciamis di Gedung Dakwah Islamic Center Ciamis. Pada kesempatan itu, Dede berharap agar pegawai negeri sipil (PNS) bersikap netral pada Pilgub Jabar 2002 nanti.

"Saat ini, semua calon tentunya berupaya semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Demikian pula saya, juga akan mengerahkan semua kemampuan. Saya berharap dalam masa-masa ini PNS netral, biarkan mempergunakan hak pilihnya sesuai dengan nurani," tuturnya. (A-101/A-124)***

Read More..

Peta Koalisi Partai Pilkada Jabar Masih Abu-abu Tayo dan Dadang Rebut Restu Gus Dur

Bandung, Pelita
Dua bakal calon Gubernur Jabar, H Tayo Tarmadi dan H Dadang Garnida bersaing ketat mendapat dukungan DPP PKB dan restu KH Abdurachman Wahid (Gus Dur) untuk melaju menjadi calon Gubernur Jabar dari PKB.



Mantan Pangdam III/ Siliwangi, H Tayo Tarmadi mendapatan poin tertinggi pada Musyawarah Kebangkitan (Muskit) PKB Jabar akhir Oktober 2007 lalu dengan 6.557 point disusul H Dadang Garnida (Mantan Kapolda Jabar) sebanyak 6.353 poin.
DPW PKB Jabar hanya akan merekomendasikan dua Cagub dengan skor tertinggi yakni Tayo Tarmadi dan Dadang Garnida untuk dibahas oleh DPP PKB, sedangkan untuk posisi Cawagub ditetapkan tiga orang, kata Ketua Dewan Tanfidz PKB Jabar, H Avi Taufik Hidayat di Bandung, Selasa.
Ketiga Cawagub yang meraih skor tinggi adalah H Uce K Suganda (7.541 poin), H Avi Taufik Hidayat (6.047) dan Yusuf Macan Effendi atau Dede Yusuf (6.029).
Nama-nama itu sudah disampaikan kepada DPP PKB pada Senin (12/11), termasuk dikonsultasikan dengan Ketua Dewan Syuro PKB, Gus Dur.
Penetapan Cagub yang akan diusung untuk Pilkada 2008 dari PKB akan ditetapkan oleh DPP PKB, siapapun yang mendapat rekomendasi akan kami dukung all out, kata H Avi.
Penilaian skoring pada Muskit PKB Jabar itu melibatkan 280 perwakilan dari DPC dan DPAC PKB se-Jabar dengan penilaian mengenai visi dan misi program, kepribadian, popularitas, pengalaman, manfaat pencalonan itu bagi PKB serta peluang memenangkan Pilkada.
Hasil konsultasi dengan DPP PKB maupun dengan Gus Dur, kata Avi, responnya cukup positif dan menganggap Muskit PKB Jabar sudah maksimal. Ia menyebutkan, PKB Jabar akan mengumumkan hasil pembahasan oleh DPP PKB dalam beberapa hari ke depan.
Terkait kemungkinan DPP PKB menyebut nama lain untuk pencalonan gubernur/wakil gubernur Jabar, dengan tegas Ketua PKB Jabar itu menyebutkan hal itu tidak akan terjadi.
Tidak ada aturan mainnya untuk menyebutkan nama di luar hasil Muskit, katanya.
Peta koalisi masih abu-abu
Sementara itu hasil pertemuan dengan Gus Dur, DPW PKB Jabar diminta untuk melakukan koalisi benar dan tidak semata koalisi besar. Namun terkait koalisi partai, PKB Jabar menunggu komando dari DPP PKB.
Komunikasi untuk membangun koalisi sudah terjalin dengan PAN dan Partai Demokrat. Rencana itu mulai dimatangkan, namun masih terbuka melakukan koalisi dengan partai lainnya, kata H Avi.
Sementara itu peta koalisi antar partai menjelang Pilkada Jawa Barat 2008 masih belum mengkristal meski wacana koalisi terus berkembang. Tercatat baru PKS yang menjalin koalisi dengan PKPB. Sedangkan Partai Golkar, PDIP, PPP, PAN dan Partai Demokrat belum melakukan koalisi.
Namun demikian, menurut wacana yang berkembang Partai Golkar makin intensif melakukan pendekatan ke PKS, PDIP mendekati PPP serta PKB disebut-sebut akan menjalin koalisi dengan PAN dan Partai Demokrat.
Saya justru mencurigai koalisi untuk Pilkada Jabar ini akan ditentukan oleh DPP partai karena terkait strategi untuk Pemilu Legislatif dan Pilpres, kata Ketua Dewan Tanfidz PKB Jabar, H Avi Taufik Hidayat menambahkan. (ant/sal)

Read More..

Koalisi PAN-PKB Jabar Dekati PKPB

Bandung, Pelita
Setelah resmi melakukan koalisi partai, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jabar tengah berusaha menggandeng partai lainnya untuk memperkuat koalisi itu.



Hal itu benarkan Ketua Tanfidziyah Partai Kebangktian Bangsa (PKB) Jabar, H Avi Taufik Hidayat ketiha dihubungi Antara di Bandung, Minggu (30/12/2007).
PAN dan PKB sudah resmi berkoalisi. Kami-pun sudah melakukan pembicaraan dengan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) dan Partai Damai Sejahtera (PDS), kata Avi Taufik Hidayat.
Pembicaraan itu, kata Avi sudah mejurus kepada penandatanganan nota kesepahaman untuk mengusung pasangan H Avi Taufik Hidayat dengan Yusuf Macan Effendi (Dede Yusuf).
Ketika ditanya sejauh mana pembicaraan yang dilakukan dengan PKPB dan PDS, Avi taufik Hidayat sudah mendekati kesepakatan untuk bergabung. Bahkan ia menyebutkan draft nota kesepahaman itu tinggal ditandatangani.
Pembicaraan sudah sangat intensif, katanya.
Sementara itu koalisi PAN/ PKB saat ini telah mengantongi 14 persen suara, atau butuh satu persen suara untuk memenuhi persyaratan untuk mengusung calon gubernur/ wakil gubernur pada Pilkada Jabar 2008.
Bila PKPB dan PDS bergabung, maka dapat dipastikan persyaratan minimal suara untuk pencalonan itu akan terpenuhi.
Sementara itu terkait PKPB yang saat ini terikat koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menurut dia, tidak menjadi persoalan.
Rumor yang berkembang PKS akan mendukung calon lain, sehingga PKPB mungkin keluar dari koalisi itu, kata H Avi.
Sementara itu terkait PKB yang memunculkan dirinya (H Avi Taufik Hidayat) menjadi pasangan bagi Dede Yusuf, tidak ada masalah meski dari hasil Musyawarah Kebangkitan (Muskit) PKB urutan tertinggi adalah H Tayo Tarmadi.
Dede Yusuf, Pak Tayo Tarmadi dan saya termasuk yang direkomendasian dari hasil Muskit PKB, sehingga tidak ada masalah, kata H Avi Taufik Hidayat.
Baik PAN maupun PKB sama-sama telah mengambil formulir pendaftaran Cagub/ cawagub ke KPU pada Desember 2007 lalu.
Fokus kami melengkapi koalisi ini dengan PKPB dan PDS. Terkait pengembalian formulir Cagub/ Cawagub kami masih menunggu pemberitahuan jadwal baru dari KPU, kata Avi menambahkan.
Sementara itu suhu politik Pilkada menjelang Tahun Baru 2008 di Jawa Barat masih saling menunggu dan mencari pasangan koalisi. PDIP sementara mantap mengusung Agum Gumelar/Rudi Harsa Tanaya.
Sedangkan Partai Golkar masih terus melakukan \'pematangan\' untuk menduetkan H Danny Setiawan (incumbent) dengan mantan Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Iwan Ridwan Sulanjana. Namun Golkar masih menunggu koalisi dengan partai lain untuk mematangkan duet itu.
Di lain pihak, calon kuat lainnya Wagub H Nu\'man Abdul Hakim (PPP) juga masih belum mendapatkan pasangannya. PPP Jabar mewacanakan Nu\'man diusung bergadengan dengan Agum Gumelar dari PDIP. Namun hingga saat ini PDIP pertahankan Agum/Rudi. (ant/sal)

Pemilihan Gubernur Jabar Koalisi PAN-PKB Jabar Dekati PKPB

Bandung, 31 Desember 2007 06:02
Setelah resmi melakukan koalisi partai, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat (Jabar) tengah berusaha menggandeng partai lainnya untuk memperkuat koalisi itu.

Hal itu benarkan oleh Ketua Tanfidziyah Partai Kebangktian Bangsa (PKB) Jabar, Avi Taufik Hidayat, di Bandung, Minggu (30/12).

"PAN dan PKB sudah resmi berkoalisi. Kami-pun sudah melakukan pembicaraan dengan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) dan Partai Damai Sejahtera (PDS)," kata Avi Taufik Hidayat.

Pembicaraan itu, kata Avi, sudah mejurus kepada penandatanganan nota kesepahaman untuk mengusung pasangan Avi Taufik Hidayat dengan Yusuf Macan Effendi alias Dede Yusuf.

Ketika ditanya sejauh mana pembicaraan yang dilakukan dengan PKPB dan PDS, Avi taufik Hidayat sudah mendekati kesepakatan untuk bergabung. Bahkan ia menyebutkan draft nota kesepahaman itu tinggal ditandatangani. "Pembicaraan sudah sangat intensif," katanya.



Sementara itu, koalisi PAN/ PKB saat ini telah mengantongi 14 persen suara, atau butuh satu persen suara untuk memenuhi persyaratan untuk mengusung calon gubernur/wakil gubernur (cagub/cawagub) pada pemilihan kepala daerah (pilkada) Jabar 2008 mendatang.

Bila PKPB dan PDS bergabung, maka dapat dipastikan persyaratan minimal suara untuk pencalonan itu akan terpenuhi.

Sementara itu terkait PKPB yang saat ini terikat koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menurut dia, tidak menjadi persoalan.

"Rumor yang berkembang PKS akan mendukung calon lain, sehingga PKPB mungkin keluar dari koalisi itu," kata Avi.

Sementara itu terkait PKB yang memunculkan dirinya (Avi Taufik Hidayat) menjadi pasangan bagi Dede Yusuf, tidak ada masalah meski dari hasil Musyawarah Kebangkitan (Muskit) PKB urutan tertinggi adalah Tayo Tarmadi.

"Dede Yusuf, Pak Tayo Tarmadi dan saya termasuk yang direkomendasian dari hasil Muskit PKB, sehingga tidak ada masalah," kata Avi Taufik Hidayat.

Baik PAN maupun PKB sama-sama telah mengambil formulir pendaftaran cagub/cawagub ke KPU pada Desember 2007 lalu.

"Fokus kami melenkapi koalisi ini dengan PKPB dan PDS. Terkait pengembalian formulir cagub/ cawagub kami masih menunggu pemberitahuan jadwal baru dari KPU," kata Avi menambahkan.

Sementara itu suhu politik pilkada menjelang Tahun Baru 2008 di Jabar masih saling menunggu dan mencari pasangan koalisi. PDIP untuk sementara mantap untuk mengusung duet Agum Gumelar/Rudi Harsa Tanaya.

Sedangkan Partai Golkar masih terus melakukan `pematangan` untuk menduetkan H Danny Setiawan (incumbent) dengan mantan Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Iwan Ridwan Sulanjana. Namun Golkar masih menunggu koalisi dengan partai lain untuk mematangkan duet itu.

Di lain pihak, calon kuat lainnya Wakil Gubernur Nu`man Abdul Hakim (PPP) juga masih belum mendapatkan pasangannya. PPP Jabar mewacanakan Nu`man diusung bergadengan dengan Agum Gumelar dari PDIP. Namun hingga saat ini PDIP masih berketatapan mengusung duet Agum/Rudi. [EL, Ant]


Read More..

Read More..